Minggu, 23 Desember 2012

KIAT MENJADI FASILITATOR
Fajar Sudarwo (Jarwo)
Makna Fasilitator
Pengertian dasar fasilitator adalah orang yang berprofesi memperlancar proses atau membuat mudah suatu proses agar dapat mencapai tujuan proses tersebut. Proses yang sangat diperlukan kehadiran seorang fasilitator adalah biasanya dalam hal musyawarah, rembugan untuk membuat keputusan, pembelajaran dalam rangka pendidikan, menyelesaikan konflik / pertentangan, membangun kerja sama dll.
Fasilitator bukan berperan seperti seorang guru, bukan juga seorang pemimpin, dan bukan juga bertindak sebagai ekspert / akhli. Namun dia berperan sebagai penghubung dan pemacu proses dialog, berpikir dan bertindak agar suatu proses dapat lancar berjalan sesuai dengan tujuannya. Ingat bahwa fasilitator adalah memperlancar proses bukan mempersulit dan memperlambat proses.

Nilai Dasar Fasilitator
Nilai dasar yang perlu dimiliki oleh seorang fasilitator adalah:
  1. Demokratis
Seorang fasilitator perlu memiliki jiwa demikratis, dimana harus menghargai pendapat dan hak hak individu. Jangan sampai seorang fasilitaor mempunyai perilaku ”memaksakan kehendak”, ingin menang sendiri atau otoriter. Kemudian pendapat individu dikonfirmasikan di sepakatkan kepada sejumlah orang yang akan menjadi pendapat bersama.
  1. Pluralis
Jiwa fasilitator adalah pluralis dimana mengakui dan menghargai semua entitas sosial seperti suku, agama, ras, dan warna kulit / fisik orang. Fasilitator mempunyai pemahaman analisis yang pluralis yang tidak mensumberkan masalah atau persoalan terhadap SARA dan fisi sesorang. Fasilitator tidak boleh mempunyai ektrimitas terhadap stereotip entitas sosial apapun, khususnya stereotip yang berkonotasi negatip.
  1. Egaliter
Seorang fasilitator harus mempunyai prinsip egaliter, dimana status sosial ekonomi tidak menjadi acuan untuk menyelesaikan masalah. Semua orang dipandang sederajat sebagai makhluk Allah yang sama sama mempunyai potensi dan kelemahan diri. Tidak membangun relasi atas bawah, juragan buruh, gusti kawula dan relasi guru murid.
  1. Berkeadilan gender
Seorang fasilitator haris memandang relasi jenis kelamin secara adil. Artinya tidak ada diskriminasi (meminggirkan), subordinasi (membawahkan) dan stereotip (melekatkan sifat) jenis kelamin manusia. Dengan kata lain seorang fasilitator harus menjahui nilai nilai patriarkhi dan feodalisme.
Gaya Penampilan Fasilitator
Seorang fasilitator sebaiknya mempunyai gaya yang dapat diterima oleh semua pihak. Agar bisa diterima semua pihak yang difasilitasi, seorang fasilitator sebaiknya mempunyai gaya penampilan sebagai berikut:
  1. Ramah
Sebaiknya seorang fasilitator berpenampilan semanak, semedulur, grapyak atau dengan bahasa sosialnya adalah familier dan mudah bergaul. Siapapun orangnya tanpa pandang bulu dapat digauli secara wajar. Ekpresi penampilan ramah biasanya berupa murah senyum tidak angker dan tidak menakutkan dan yang lebih penting tidak sombong dan devensip.
  1. Humoris
Seorang fasilitator akan tidak membosankan kalau dalam penampilannya selalu cerdas membuat orang senang dan tertawa riang. Artinya penampilan yang tegang dan terlalu serius secara terus menerus sebaiknya dihindari oleh seorang fasilitator. Namun ingat bahwa humor yang dikeluarkan jangan sampai membuat orang tersinggung. Kuncinya jangan mengambil topik humor fisik seseorang atau menyinggung keaykinan dan latar belakang sosial. Untuk menjadi seorang humoris yang menarik fasilitator harus jeli bermain logika, karena kelucuan fasilitator adah mempermainkan logika terbalik sehingga orang akan terkesimak dan membangun kesegaran suasana pikir orang.
  1. Disiplin
Sebaiknya seorang fasilitator haris disiplin dalam segala tindakannya. Sehingga dia mampu menjadi pemandu proses yang tepat waktu dan tepat sasaran. Basis kedisiplinan fasilitator bukan berbasis normatip namun berbasis kesepakatan terhadap tanggung jawab bersama.
  1. Cakap
Sebaiknya seorang fasilitator mempunyai penampilan cakap dalam mendengarkan orang bicara, cakap mengambil maksud dan kepentingan orang, dan cakap menyampaikan gagasan dan idenya baik secara verbail (kata kata) maupun non verbal (tulisan dan gerak tubuh).
Pengetahuan Dasar Fasilitator
Fasilitator diharapkan banyak oleh orang orang yang difasilitasi dalam segala pengetahuan. Namun tidak ada seorangpun di dunia ini yang menguasai semua pengetahuan yang ada di dunia. Oleh karena itu beberapa pengetahuan dasar yang perlu dimiliki oleh fasilitator dalah:
  1. Analisa Sosial
Seorang fasilitator sebaiknya mempunyai pengetahuan cara menangkap fakta sosial, menghubungkan satu sama lain dan memaknai secara kritis. Ada tiga hal dalam analisa sosial yang perlu dipahami fasilitator: Pertama, Kerangka berpikir, kerangka berpikir orang selalu dibagi dua yaitu keraka pikir obyektip-subyektip, struktural-non struktural, positivis dan non positivis. Kedua, Kesadaran manusia sebagai landasan memaknai informasi. Dimana setiap orang biasanya mempunyai tiga kesadaran sebagai berikut: (1) Kesadaran magis, yaitu kesadaran yang bertumpu kepada kekuatan diluar manusia yang mempengaruhi nasib manusi. (2) Kesadaran naif, yaitu kesadaran yang bertumpu kepada kekuatan keberadaan manusianya atau sumber daya manusianya yang mempengaruhi nasibnya. (3) Kesadarn Kritis yaitu kesadaran yang bertumpu kepada kekuatan system atau struktur yang sangat mempengaruhi nasib manusi. Ketiga, methodologi analisa sosial yang menyangkut methode konvensional (statistik akademis sepihak) dan methode intelektual organic yang partisipatip. Biasanya seorang fasilitator rakyat khususnya fasilitator petani menggunkan methode partisipatip. Dimana analisa sosial yang dilakukan menggunakan metdode peran serta masyarakat itu sendiri.
  1. Komunikasi
Pengetahuan komunikasi sangat dibutuhkan seorang fasilitator. Bahkan pengetahuan dan ketrampilan komunikasi ini menjadi faktor penentu keberhasilan seorang fasilitator dalam memandu proses. Bentuk komunikasi yang sangat dibutuhkan adalah komunikasi verbal. Berbagai bentuk komunikasi verbal yang sangat diperlukan adalah: (a) Dialog, yaitu komunikasi dua arah yang berimbang saling memberi, saling menerima. Berganti antara mengaujuakan pendapat dan mendengarkan pendapat partner bicaranya. (b) Orasi / pidato / ceramah, yaitu bentuk menyampaikan pokok pikiran secara systematis, runtut dan jelas pesannya dalam waktu tertentu dengan mengingat porsi; antara konsep abstrak dan contoh kongkrit secara berimbang, antara bentuk verbal dan gerak, antara serius dan humor, serta antara pengalaman diri dan pengalaman orang lain. Dalam methode ceramah sebaiknya tidak total satu arah namun mengakomodir harapan dan kebutuhan yang mendengarkan. Salah satu ’penyakit’ atau kelemahan metode ceramah ini adalah apa yang disampaikan dianggap penting oleh pendengarnya padalah tidak semuanya penting bagi sipendengarnya. (c) Provokasi, yaitu bentuk komunikasi yang menyampaikan informasi dan pikiran membuat orang yang mendengarkan terstimulant untuk bertindak. (d) Agitasi, yaitu bentuk komunikasi yang menyampaikan informasi yang secara umum masih tertutup atau rahasia. Sehingga orang yang mendengarkan akan terkesimak dan terdorong untuk bergerak secara cepat. (e) Intimidasi, yaitu bentuk komunikasi yang memprofil entitas sosial tertentu sehingga orang yang mendengarkan akan keluar kesadarnnya secara kritis dan akan melakukan refleksi untuk keluar dari kebiasaannya yang tidak mempunyai muatan pemihakan tertentu. (e) Ceritera kasus, yaitu bentuk komunikasi yang berbentuk cerita kasus untuk mempermudah pendengar memahami berbagai konsep secara abstrak. (f) Komik, yaitu bentuk komunikasi yang dituangkan dalam gambar gambar agar mempermudah orang memahami pesan yang terkandung dalam informasi yang akan disampaikan.
  1. Metode Pendidikan orang dewasa
Metode pendidikan orang dewasa adalah suatu proses pendidikan untuk orang dewasa. Prinsip dasar pendidikan orang dewasa adalah: (a) Proses pendidikan yang berbasis kepada pengalaman, keyakinan, norma, pikiran dan pendapat dari peserta. Sehingga prinsip saling membelajari satu sama lain adalah mutlak sebagai basis kurikulumnya. (b) Mekanisme dan tatatertib proses pendidikan berdasarkan kultur dan norma yang melekat dari semua peserta yang disepakati bersama. (c) Proses pendidikan yang memerdekakan dan mencerdaskan orang bukan membodohi, sehingga unsur berpikir dan berkreasi lebih diberi proposi yang lebih dari pada unsur indoktrinasi. (d) Alur pendidikan yang berbasis refleksi pengalaman peserta untuk diambil lesson learned untuk memperbaiki tindakan dimasa yang akan datang.
  1. Media pembelajaran rakyat
Pemahaman pengetahuan tentang media pembelajaran rakyat sangat diperlukan oleh seorang fasilitator. Beberapa media pembelajaran rakyat yang paling diperlukan adalah; (a) Media musyawarah, media ini sangat populair dikalangan masyarakat Indonesia. Musyawarah sebagai bentuk media pembelajaran yang paling demokratis, partisipatip dan effisien. (b) Media seni budaya, biasanya kesenian rakyat adalah menjadi media pembelajaran untuk pendidikan rakyat dalam mentransformasi nilai nilai tertentu dalam kehidupan manusia. (c) Media transformatip, media ini biasanya berupa kegiatan praktik yang memberi keuntungan atau hasil secara pragmatis namun sekaligus membangun kesadaran strtetegis dalam kontek idiologis dan struktural. (d) Media sosial budaya, media pembelajaran melalui jalur prosesi keagamaan dan budaya yang secara tradisi atau secara umum telah dilakukan oleh masyarakat. (e) Media populair, yaitu media pembelajaran melalui TV dan Radio.
  1. Teknik teknik penyelesain konflik
Teknik teknik penyelesain konflik secara parkatis perlu dipahami oleh fasilitator. Beberpa hal yang elementer untuk dikethui adalah: (a) Investigasi dan analisis sumber sumber konfilk. (b) Analisis terhadap karakter entitas yang terlibat dalam konflik. (c) Memahami alur fitroh manusi menghadapi konflik. (c) Berbagai tknik menyelesikan konflik dengan berbagai modus seperti, dialog langsung, arbitrase, juri, sampai bentuk litigasi dan gencatan senjata perang terbuka. Disamping itu perlu memahami bentuk bentuk menejemen konflik dimana system ini tidak menghilangkan konflik itu sendiri tetapi merubah potensi konflik menjadi potensi untuk berprestasi.
  1. Program pemberdayaan Masyarakat
Fasilitator rakyat sangat direkomendasi untuk memahami prinsip prinsip pemberdayaan masyarakat. Hal ini penting karena hampir semua proses fasilitasi kegiatan rakyat selalu mengacu kepada proses pemberdayaan. Beberapa elemen yang perlu dikuasai dalam proses pembedayaan masyarakat adalah: (1) Proses masyarakat memenuhi kebutuhan dasarnya. (2) Membangun kesadaran kritis, agar proses produksi dan perilaku hariannya tidak justru menguntukan pihak lain yang lebih kuat dan merugikan dirinya. (3) Proses membangun kemampuan rakyat untuk mengakses berbagai pusat pusat sumberdaya dan fasilitas public. (4) Proses kemampun menumbuh kembangkan oernanisasi rakyat untuk menyelesikan persoalan struktural. (5) Proses meningkatkan kapasitas melakukan kontrol sosial dan kontrol kebijkan public yang merugikan hak hak dasarnya.
Pengetahuan / ketrampilan khusus untuk Fasilitator petani / desa
Fasilitator petani direkomendasi untuk memahami berbagai pengetahuan yang ada hubungannya dengan kehidupan petani atau warga desa. Berbagai pengetahuan yang sangat penting dipahami adalah:
  1. Kultur budaya masyarakat.
Fasilitator petani / warga desa semestinya memahami nilai nilai yang dipercaya dan diyakini, hukum dan norma adat yang menjadi acuan kontrol sosial, serta berbagai tradisi dan prosesi ritualnya. Hal ini penting untuk memahami karakter manusia yang akan difasilitasi dan mempermudah membangun kepercayaan fasilitator di masyarakat. Disamping itu sangat penting untuk menjadi media proses pembelajaran petani dan warga desa secara kultural.
2. Peraturan dan Perundang Undangan
Seluruh warganegara termasuk petani maupun warga desa tidak akan pernal lepas dari kekuatan normatip perundang undangan dan peraturan yang diberlakukan kepada dirinya. Oleh kerena itu fasilitator petani sebaiknya memahami berbagai peraturan dan perundang undangan yang berhubungan dengan pertanian dan desa. Hal ini penting untuk mempermudah analisasa kebijakan dalam rangka mengkaji hak hak petani dan warga desa yang telah diakomodir oleh negara dan sekaligus untuk menginfestigasi hak hak dasarnya yang masih perlu diperjuangkan. Salah satu contohnya adalah UU 32 /2004, Peraturan Presiden Nomer 36, dan Peraturan dan berbagai kebijakan pertanian, kehutanan dll.
  1. Globalisasi Pertanian.
Sejak revolusi hijau diterapkan seiring dengan politik pangan dunia sampai produksi pangan menjadi komondity perdagangan bebas. Nasib petani berada diujung jurang kehancuran karena keringat petani terhisap oleh industri makanan. Disamping pendapatan yang minimal, petani terancam oleh penyakit akibat racun dari pupuk dan obat pemberantas hama. Sementara kerusakan ekosytem alam akibat system pertanian industri tidak bisa direhabilitasi sampai tujuh generasi berikutnya. Oleh karena itu fasilitator petani perlu mengikuti perkembangan globalisasi pertanian yang secara tidak langsung pada dekade ini menentukan nasib kehidupan petani.
  1. Analisa pranata mangsa.
Kemampuan analisa ekosystem yang hubungannya dengan musim sangat penting bagi fasilitator petani. Sebab sektor pertanian yang bahasa inggrisnya agriculture adalah suatu proses produksi yang berhubungan dengan alam dan budaya manusia. Dengan demikian teknik membaca tanda tanda alam yang berhubungan dengan proses produksi, kehidupan tumbuhan, hewan dan manusia sangat penting sebagai bekal seorang fasilitator petani.
  1. Analisa perkembagan produksi.
Kemampuan analisa produksi pertanian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan bahasa fasilitator petani. Bahasa fasilitator petani akan mudah dimengerti kalau menggunakan bahasa proses dan faktor produksi pertanian.
  1. Analisa Pasar Produksi Pertanian
Pemahaman akan analisa pasar seperti alur dan mekanisme, harga, konsumen, perantara yang ada hubungannya dengan pasar produksi pertanian, sangat urgent untuk diketahui oleh fasilitator petani. Persoalan pertama bagi petani adalah persoalan harga yang selalu dibawah ongkos produksi, sehingga elemen ini menjadi persoalan utama bagi kehidupan petani.
  1. Pemetaan kawasan
Pemataan kawasan yang memberi informasi tentang posisi petani dalam system alam pertanian menjadi refrensi yang direkomendasikan untuk diketahui oleh para fasilitator petani. Sebab kehidupan petani secara utuh sangat tergantung dengan posisi mereka dalam kawasan alam sekitarnya.
  1. SWOT Organic Farming dan An Organic Farming
Fasilitator petani sebaiknya mampu membuat analisa kelemahan, keunggulan, hambatan dan dukungan dua bentuk budi daya pertanian baik yang menggunakan organic system maupun yang menggunakan an organic system. Sehingga dapat memahamkan dan menyadarkan petani dalam memilih system budidayanya dalam kontek untuk kesejahteraan hidupnya dan pelestarian alam lingkungannya.
  1. Pelestarian lingkungan dan ekosistem
Berbagai wacana dan teknik bagaimana upaya manusia khususnya petani menjaga pelestarian alam lingkungan dan ekosistemnya sebaiknya dipunyai oleh fasilitator petani. Sebab kelangsungan kebertahanan dan keberdayaan petani sangat tergantung dengan ekosistem dan alam lingkungannya.
  1. Wacana Gerakan Organisasi Petani.
Nasib petani jelas bukan hanya ditentukan oleh kualitas kapasitas dirinya dan ketersediaan alam lingkungan yang didukung oleh ekosistemnya, tetapi juga ditentukan oleh kebijakan global, peraturan pemerintah mulai pusat sampai desa. Oleh karena itu untuk memperjuangkan nasibnya petani perlu mempunyai media gerakan perlawanan. Oleh karena itu fasilitator petani sebaiknya memahami wacana gerakan organisasi petani untuk memperjuangkan hak hak hidupnya.
*
Dinamika Kelas:
1. Bijih salak 25 per kelompok, ide untuk membagi. Lesson learned mengurangi semangat serakah.
2. Menjatuhkan telor ayam mentah agar tdk pecah, dengan modal kertas satu kertas fipchard, sedotan minuman 20 bijih dan silotip sepanjang 1 m.
3. Bentuk bentuk presentasi diskusi kelompok: (a) Drama (b) Pantomin. (c) Kartu berwarna. (d) Siaran radio briack news.
4. Penampilan fasilitator: Pakai film dokumenter, pakai kartu, presentasi pakai gambar.
5. Review: Bisa menggunakan media tulisan; Bisa menggunakan bentuk reporter; pakai gambar gambar.
6. Syarat menjadi fasilitator: (1) Menguasai mater (2) Menggunakan alat alat yang ada. Kartu bisa diganti dengan kalender bekas, untuk menempel bisa diganti dengan bagor, tampah dll. Ganti spidol dengan areng, atau kapur. Gantinya lem dengan getah gori dll.
7. Ice briker: Pingsut dengan berbagai ceriter bisa samson delila, berburu (polisi hutan, pemburu, singa). Rujak buah...menyebut buah yang belum disebut. Ceritera ceritera lucu: Ceritera neraka, ceritera memanah buah.
8. Menjadi fasilitator yang trampil: Tidak ada orang yang tahu segalanya, tetapi semua orang pasti tahu sesuatu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar